Mengenal lebih dalam Ketonggeng, Hewan Beraroma Cuka yang Mirip dengan Kalajengking

 


Halo Sobat Animal Loverz!

Kalian pasti pernah takut saat melihat hewan ini karena mengira bahwa hewan ini kalajengking bukan? pada kesempatan kali ini Animal Loverz ingin membagikan beberapa fakta terkait dengan hewan ini, simak dengan baik ya!


Hewan ini bernama ketonggeng (Uropygi), hewan ini sekilas sangat mirip dengan kalajengking lengkap bersama sepasang capit yang tumbuh di sekitar kepalanya. Bedanya kalajengking palsu ini tidak memiliki ekor dengan ujung seperti kerabatnya si kalajengking sejati (Scorpiones).

Ketonggeng atau ketungging merupakan sekelompok hewan beruas seperti kalajengking namun memiliki cambuk di bagian belakangnya. Hewan Arthropoda ini tentu tidak memiliki sengat seperti kalajengking, sebab itu dalam bahasa Inggris, ketonggeng disebut whip scorpions (kalajengking cambuk).

Secara morfologis, panjang badan ketonggeng dewasa antara 10-15 cm. Bagian abdomennya dilengkapi organ berbentuk cambuk (flagellum) yang memanjang kecil menyerupai jarum berwarna cokelat dan agak kaku. Kedua kaki depannya panjang dan berfungsi sebagai antena untuk menuntunnya berjalan.

Ketonggeng merupakan hewan nokturnal yang aktif mencari makan di malam hari. Makanan utamanya adalah segala jenis serangga, seperti jangkrik, kecoa, termasuk kalajengking, cacing dan kaki seribu. Ketonggeng diperlukan dalam membasmi kecoa dan mengontrol populasi jangkrik.

Hewan ini memiliki perilaku unik yaitu akan mengeluarkan cairan seperti cuka (Vinegaroon) ketika merasa terancam. Cairan yang disemprotkan dari ekor cambuknya tersebut merupakan gabungan antara asam asetat dan asam oktanoat yang baunya sangat mirip dengan cuka. Biasanya ketonggeng akan menyemprotkan cairan tersebut pada bagian mulut atau hidung pemangsanya.

Meski berbentuk seperti kalajengking dan memiliki capit, ketonggeng tidak berbisa dan tidak menggigit. Hanya bisa mencapit dan menyemprotkan cairan yang akan menimbulkan rasa gatal dan panas seperti luka bakar jika terkena kulit. Capitan ketonggeng juga terbilang kuat dan menyakitkan ditambah perih akibat terkena semprotan cairan cukanya.

Sayangnya, ketonggeng tidak memiliki penglihatan yang sempurna. Letak mata di samping kepalanya justru membuatnya sulit untuk melihat. Ketonggeng juga disebut mirip laba-laba karena memiliki delapan mata yang hanya aktif pada malam hari. Selebihnya, ketonggeng banyak menggunakan sensor getaran sebagai ganti penglihatannya yang buruk.

Habitat hewan ini adalah tempat-tempat yang gelap dan lembab seperti lubang bawah tanah, di bawah batu, puing-puing, kayu busuk dan kamar mandi yang gelap. Mereka sangat suka makan kecoak dan sangat menghindari cahaya. Ketonggeng bisa hidup selama 6 tahun namun sangat mudah dimangsa hewan predator lainnya jika hidup di alam bebas.


Nah, sobat Animal Loverz, itulah beberapa fakta mengenai ketonggeng. Semoga kedepannya sobat Animal Loverz dapat membedakan ketonggeng dengan kalajengking ya.


Sumber : Ketonggeng, Si Kalajengking ‘Palsu’ Beraroma Cuka - Peternakan sariagri.id

Posting Komentar

0 Komentar